Asma Lebih Banyak Diderita di Negara Maju
A
A
A
JAKARTA - Penyakit asma merupakan salah satu penyakit kronik atau menahun yang menyerang saluran pernafasan (bronchial) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga saluran nafas. Akibatnya timbul penyempitan saluran nafas yang akhirnya menyebabkan sesak nafas.
Spesialis Paru dan Saluran Pernafasan dari Rumah Sakit Evasari Awalbros, Dr Ni Nyoman Priantini SpP menjelaskan, asma paling banyak terdapat di negara maju. "Asma banyak terdapat di negara maju, terutama negara dengan tingkat polusi udaranya yang tinggi," papar Dr Nyoman kepada Sindonews di Jakarta.
Sementara, penyebab kambuhnya penyakit ini pun bisa disebabkan oleh dua hal. Dr Nyoman menambahkan, faktor instrisik dan ekstrisik bisa menyebabkan kambuhnya asma.
"Secara umum ada dua yaitu faktor instriksik, dari dalam diri seseorang. Hal ini bisa karena penyakit flu, aktivitas yang berat atau karena faktor emosi. Yang ke dua adalah faktor ekstriksik atau faktor dari luar. Biasanya disebabkan karena debu, serbuk sari, bulu, udara dingin atau yang lain yang memicu terjadinya asma," jelasnya.
Parahnya, penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara sempurna. Oleh karena itu, Dr Nyoman pun menyarankan untuk pentingnya melakukan diagnosis sedini mungkin. Salah satunya dengan cara melihat riwayat keluarga dan riwayat alergi sebelumnya.
"Riwayat penyakit sangat berguna untuk mendapatkan diagnosis penyakit asma. Informasi tentang gejala asma juga berguna untuk dapat mendapatkan diagonosis penyakit asma. Gejala umum dan tanda-tanda penyakit asma diantaranya, mengi (kondisi dimana seseorang mengeluarkan bunyi pada saat bernapas), batuk berdahak, sesak nafas dan dada terasa berat. Gejala juga bisa dilihat saat terpapar alergi, saat terkena infeksi atau selesai olah raga atau beraktivitas," pungkasnya.
Spesialis Paru dan Saluran Pernafasan dari Rumah Sakit Evasari Awalbros, Dr Ni Nyoman Priantini SpP menjelaskan, asma paling banyak terdapat di negara maju. "Asma banyak terdapat di negara maju, terutama negara dengan tingkat polusi udaranya yang tinggi," papar Dr Nyoman kepada Sindonews di Jakarta.
Sementara, penyebab kambuhnya penyakit ini pun bisa disebabkan oleh dua hal. Dr Nyoman menambahkan, faktor instrisik dan ekstrisik bisa menyebabkan kambuhnya asma.
"Secara umum ada dua yaitu faktor instriksik, dari dalam diri seseorang. Hal ini bisa karena penyakit flu, aktivitas yang berat atau karena faktor emosi. Yang ke dua adalah faktor ekstriksik atau faktor dari luar. Biasanya disebabkan karena debu, serbuk sari, bulu, udara dingin atau yang lain yang memicu terjadinya asma," jelasnya.
Parahnya, penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara sempurna. Oleh karena itu, Dr Nyoman pun menyarankan untuk pentingnya melakukan diagnosis sedini mungkin. Salah satunya dengan cara melihat riwayat keluarga dan riwayat alergi sebelumnya.
"Riwayat penyakit sangat berguna untuk mendapatkan diagnosis penyakit asma. Informasi tentang gejala asma juga berguna untuk dapat mendapatkan diagonosis penyakit asma. Gejala umum dan tanda-tanda penyakit asma diantaranya, mengi (kondisi dimana seseorang mengeluarkan bunyi pada saat bernapas), batuk berdahak, sesak nafas dan dada terasa berat. Gejala juga bisa dilihat saat terpapar alergi, saat terkena infeksi atau selesai olah raga atau beraktivitas," pungkasnya.
(nfl)